POV Ilana "Mas kan tanya baik-baik, kenapa adik marah?" "Ya, marah!" Aku kembali mencubit gemas lengannya. Dia meringis-ringis. "Sa-yaaang!" katanya, dia menangkap tanganku lalu menggenggamnya, menunduk kemudian mengecup tanganku. "Mas kan tanya baik-baik, Sayang. Bagaimana, mas jantan, tidak?" tanyanya sambil mengulum senyum, mengulangi ucapannya tadi. Alih-alih menjawab, aku mendelik. Tangan Mas Adam mengusap gemas kepalaku. Katanya, "Mas masih ingat jelas, waktu itu adik selalu mengatai Mas tidak jantan." "Mas." Aku melebarkan mata, sebal. "Kan aku udah jelasin maksud ucapanku waktu itu, Mas bukan gak jantan mengarah ke situ, tapi, aku bilang gitu karena waktu itu aku gemas mas gak juga bilang perasaan Mas pada perempuan yang Mas cintai itu. Sungguh aku gemas, Mas terus menyetel