35

1660 Kata

POV Ilana Mama mengulum senyum. "Tidak papa, Na, mama hanya ingin tahu saja." Sungguh aneh mama mertuaku ini. "Sebenarnya, Mama ingin tahu sekaligus mau bilang juga, nanti kalau sudah suci jangan pakai pengaman, ya, Na, karena mama ingin sekali punya cucu. Ya, Na?" Mama menatap dengan sorot memohon. Aku mengangguk malu dengan wajah yang perlahan menghangat. Yaa ampun, kenapa mama harus membahas ini padaku? Walau aku tak keberatan, tapi ini membuatku malu. Aku kembali mengangguk agar mama lega. Tak ada alasan juga bagiku menunda anak. Apalagi aku dan Mas Adam memang sudah resmi menikah, diakui agama juga negara. Jadi memiliki bayi itu bagus juga. "Rumah tangga itu akan terasa lebih indah dengan kehadiran anak. Kamu sudah merasakannya sendiri, benar kan ucapan Mama, Sayang?" Mama terus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN