67

1736 Kata

POV Ilana "Mbaaak!" Seru lelaki yang makan tak jauh dari suamiku berdiri. Lelaki itu langsung berlari mendekat ke arah Rifani, yang segera disusul oleh beberapa lelaki. Sementara suamiku yang berdiri persis di dekat Fani hanya diam saja memandangnya. Bahkan saat orang-orang itu mendudukkan Fani di kursi, suamiku tampak tak peduli. Selesai memesan, Mas Adam berjalan kemari, ia sama sekali tak menoleh saat melewati kursi di mana Fani duduk, tengah diberi minum oleh salah satu orang yang menolongnya tadi. "Mas pesankan adik kepala kakap, kesukaan adik," kata suamiku, dia menggeser kursi lantas duduk di sampingku. Aku memperhatikannya cukup lama, merasa heran dengan sikapnya yang seolah tak kenal pada Fani. "Kenapa?" tanyanya, ia mengerutkan kening keheranan. Dengan daguku aku menunjuk ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN