POV Rivan + Adam "Halo, Bu. Ini orang yang saya tungguin sudah bangun." "Oh, ya, syukurlah kalau begitu." HP yang diloadspeaker membuatku bisa mendengar dengan jelas. Aku terus mendengarkan karena penasaran apa yang akan dikatakan antek si Adam ini. "Benar kataku kan, Sayang? Dia tidak akan mati hanya karena Mas pukuli. Jadi kamu tidak usah khawatir mas dipenjara karena membunuh orang. Jadi Dik Lana yang paling cantik ini jangan khawatir lagi. Mantan adik itu tidak akan mati." Aku mengepalkan tangan kuat mendengar suara lelaki itu yang terdengar sedang mengejekku. Pasti dia akan senang sekali jika aku mati, dengan begitu dia bisa dengan mudah merebut Ila-ku Sayang. Oh tidak bisa. Tidak akan pernah kubiarkan dia merebut Ila sampai kapan pun. Ila adalah ibu dari anakku, juga menantu ke