POV Rivan + Ilana "Tidak, bisa, Bu. Aku tidak bisa membiarkan ini!" Aku mengembuskan napas keras melihat si pebinor itu membukakan pintu mobil untuk Umi. Setelah Umi masuk, dia menutupnya lalu ganti membuka pintu bagian depan, tangannya bergerak mempersilakan dan tatapannya tertuju pada Ila. Ila tersenyum memandangnya lalu masuk. Si pebinor itu segera menutupnya, setengah mengitari badan mobil dan akhirnya masuk. Tin tin! Dia membunyikan klakson, lalu mobil itu perlahan meninggalkan halaman rumah. Aku mengembuskan napas keras, merasa jengkel sendiri melihat mereka. Ibu menoleh memandangku, tatapannya terlihat begitu sedih. "Sudahlah, Van," katanya lirih. Aku memicingkan sebelah mata, benar-benar tak percaya pada pendengaranku. "Apa maksud ibu, sudahlah?" tanyaku. Aku berjalan ke sof