"Bagas antarkan makanan ke kamar Mina ya, tadi mama udah suruh dia makan dulu tapi katanya lagi kerjain tugas online." Ucap ichel
Raka memandang istrinya terkejut. "Tugas online? Bukan nya sudah izin libur." Ucap Raka protes.
Ichel hanya mengangkat bahunya, karena tak tahu harus jawab apa. "Aku ke kamar Mina dulu." Ujar Bagas setelah dirinya selesai makan.
Setelah mendapatkan izin, Bagas ke kamar Mina dengan satu mangkuk salad sayur kesukaan wanita itu. Tanpa banyak bicara, Bagas segera masuk ke kamar Mina.
"Mina." Panggil Bagas tak melihat ada Mina di kamar wanita itu.
Suara pintu kamar mandi terbuka. "Oh kak Bagas?" Ujar Mina dengan handuk di kepalanya.
"Baru mandi?" Tanya Bagas pada sang adik.
Mina melepas handuk di kepalanya, lalu mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Bagas sebelum nya.
Bagas mengelus dadanya. "Untung dia udah pake baju." Gumam Bagas.
Astaga aku mikir apa sih!
Bagas segera tersadar kembali, entah mengapa ia merasa dirinya sangat aneh akhir-akhir ini. Suka membayangkan sesuatu yang nggak-nggak.
Bagas melihat sang adik dengan rambut panjang basah yang mengguntai. "Itu apa?" Tanya Mina.
"Oh? Ini salad kamu. Katanya kamu ada tugas online dan gak mau di ganggu." Ujar Bagas.
Mina mengangguk. "Baru aja selesai, kesel banget sih sebenarnya lagi liburan malah disuruh kerjain tugas kata nya sih penting banget buat nilai tambahan sebelum Mina lulus." Ujar Mina curcol pada kakak nya.
Bagas mengangguk. "Kalau gitu kak Bagas taro sini ya makanan nya." Ucap Bagas pada sang adik.
Mina mengangguk. "Eh kakak mau kemana?" Tanya Mina.
"Kakak mau ke kamar lah." Ucap Bagas.
"Sibuk?" Tanya Mina lagi, dan Bagas menggeleng sebagai jawaban nya.
Mina tersenyum senang. "Kalau gitu bisa bantu Mina keringin rambut?" Pinta Mina memohon.
Bagas berfikir sejenak, lalu mengangguk. "Oke, boleh." Ucap nya pada sang adik.
Bagas mendekati Mina yang sudah duduk diatas meja rias disana. "Ini kak." Ucap Mina sembari memberikan pengering rambut elektrik.
Bagas memegang nya dan mulai mengeringkan rambut Mina. Mina tersenyum. "Jadi ingat waktu kecil saat kakak sisirin rambut aku." Ucap Mina bahagia.
"Iya ya, waktu itu kakak pernah nangis karena gak boleh sisirin rambut kamu." Ucap Bagas kembali pada adiknya.
"Kakak ada masalah ya, kapan mau cerita sama aku?" Tanya Mina.
Bagas tertegun. "Kok kamu bisa mikir gitu?" Tanya Bagas pada Mina.
"Kelihatan banget, kak Bagas jadi sering bengong." Ucap Mina pada kakak nya.
Belum sempat Bagas menjawab, Mina berteriak saat itu juga karena kepanasan. "Kak Bagas!"
Apa barusan aku terlihat sedang memikirkan sesuatu lagi?
"Tuh apa aku bilang." Ujar Mina pada Bagas.
"Kamu keringin sendiri ya, kakak baru inget harus ngabarin orang." Ujar Bagas pada sang adik.
Mina berdiri menahan lengan Bagas. "Ada apa?" Tanya Bagas terkejut.
"Kakak nyembunyiin sesuatu dari aku kan?" Ujar Mina pada Bagas lagi.
Bagas menggeleng. "Apa jangan-jangan." Mina menggantungkan kalimatnya. Membuat Bagas sedikit parno, takut akan pikiran yang sedang Mina pikirkan adalah kebenaran tentang dirinya.
"Kakak punya pacar?" Lanjut Mina pada Bagas.
Bagas mengerutkan kening nya, bagaimana bisa sang adik berfikir bahwa dirinya sudah memiliki kekasih sedangkan dihatinya sudah ada satu wanita yang selalu menganggu pikiran nya.
"Jangan ngaco." Bantah Bagas.
"Jangan bohong ih, terus kak Bagas pasti mau kasih tahu aku tapi bingung kan gimana cara kasih tahu nya. Jadi akhir-akhir ini pasti kepikiran!" Ucap Mina berspekulasi.