bab.9b

500 Kata
Pagi-pagi sekali ternyata Mina sudah berangkat ke acara masak-masak di pinggir pantai. "Mina ikutan?" Tanya Bagas kembali pada mama nya, dan Ichel terlihat menganggukinya. "Bagas kesana ya." Ucap Bagas terburu-buru menghampiri sang adik. Seperti takut kalau sewaktu-waktu Mina jauh darinya akan hilang atau ada seorang lelaki yang mungkin menggodanya bahkan membahayakan nyawanya. Dia adikku satu-satunya. Setelah berlari kencang akhirnya Bagas sampai juga ditempat. Melihat Mina dari kejauhan baik-baik saja membuat hati nya lega, walaupun tubuhnya masih ngos-ngidam karena lelah sehabis lari. Disana Mina nampak senang, Bagas bisa melihatnya ketika wanita itu tersenyum sembari membalikan daging yang sedang dimasak nya. "Permisi kak." Ucap seseorang dari belakang. "Kak Bagas ya?" Ujar wanita itu pada Bagas yang tengah kebingungan. "Kok bisa tahu?" Tanya Bagas pada wanita asing yang tak pernah ia temui sebelum nya. Wanita itu memberikan satu kartu, dan Bagas menerimanya dengan cepat. Ternyata KTP nya yang terjatuh. "Ah, tadi mamah baru pinjam KTP buat daftar online, kenapa bisa jatuh ya?" Gumam Bagas. Cup. Pipi Bagas dicium wanita itu, Bagas dengan segala keterkejutan nya terdiam. Pria itu memegangi pipi nya yang sepat dicium seorang wanita asing, memang sih cantik tinggi dan mirip seperti bule. Tapi tetap saja yang boleh mencium nya hanya Mina seorang! Sebelum Bagas sempat protes wanita asing itu sudah pergi lebih dulu setelah ia sempat mengedipkan mata genit nya pada Bagas. "Aish dasar!" Runtuk Bagas setelah itu mulai menyadari suatu hal. Apa Mina melihat nya? Dilirik nya Mina kembali, wanita itu terlihat masih sama. Fokus pada hidangan yang sekarang bisa dilihat Bagas sangat cantik setelah dihias oleh wanitanya. Kaki Bagas melangkah mendekati Mina. "Hai." Sapa Bagas sedikit canggung karena jawaba Mina tadi malam. Berbeda dengan Mina yang masih ceria seperti biasanya. "Hi juga kak Bagas!" Balas Mina tanpa menoleh pada bagas. Wanita itu masih sibuk menghias makanan nya. "Kamu buat pagi-pagi gini untuk siapa?" Tanya Bagas memancing Mina. "Jelas kak Bagas lah!" Jawab Mina dengan polos nya. Bagas mengacak lembut rambut Mina, gemas dengan wanita itu saat Mina berhasil menggoda nya hanya dengan satu kalimat. "Kakak tunggu." Ucap Bagas. Mina mengangguk. "Duduk disana aja, tungguin Mina datang." Ujar Mina tak ingin kakak nya lelah berdiri karena menunggunya. "Memang nya gak boleh kakak liatin Mina masak?" Tanya Bagas menggoda sang adik. Mina mengangguk. "Tapi dari sana aja, gak enak dilihatin yang lain." Ujar Mina malu-malu. Bagas melirik kanan dan kirinya, memang benar adanya beberapa peserta ikut memperhatikan mereka. Bagas menganggukinya. "Baiklah, kakak tunggu disana." Ucap Bagas mengalah. Pria itu berjalan dan berakhir duduk dibawah payung besar beralaskan karpet tipis. "Enak juga berjemur, tapi Mina gak suka cowok hitam." Keluh Bagas. Padahal menurutnya cowok hitam itu keren, maksudnya coklat-coklat gitu. Kayak orang bule. Bagas menggelengkan kepalanya. "Apasih, kenapa pikiran ku jadi Mina Mina dan Mina terus!" Runtuk agas pada dirinya sendiri. Apa aku sedang dimabuk cinta? "Gila Bagas, apa kamu beneran suka sama Mina?!" Ujar Bagas kembali pada dirinya. Bagas menghadap kebelakang, sembari menatap Mina yang kini berjalan kearah nya. "Astaga, bidadari." Gumam Bagas saat ini. Dress kuning s**u milik Mina memang pas sekali dipadukan dengan kulit putih adiknya. Bagas melihat paha Mina yang terekspos jelas, lalu melirik kanan dan kiri takut kalau ada pria selain dirinya melihat itu. "Bukankah bajunya terlalu pendek?" Runtuk Bagas pada baju Mina. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN