Orang tua Raka kali ini tak berhenti menatapnya.
"Benar tante, kak Raka makan bibir kak ichel tadi malam. Tiara liat sendiri!" Adu tiara berulang kali.
Raka sudah bilang pada tiara kalau ia tidak memakan bibir ichel, tapi anak kecil itu terus mengomel padanya karena menurutnya Raka telah menyakiti ichel.
"Kalau kak ichel kesakitan bagaimana?" Keluh tiara tersedu-sedu.
Mamahnya Raka dan adiknya Rahel tak henti-henti nya ketahuan menahan tawa. Tapi karena tiara yang terus mendesak kedua orang tua Raka untuk memarahi pria itu karena nakal, mau tidak mau saat ini mereka sekeluarga telah bersandiwara untuk menghukum Raka.
"Jadi tiara mau nya kak Raka bagaimana?" Tanya rahel sembari melirik Raka yang saat ini merasa sedikit tersudut walau ia tahu ini hanya lah adegan pura-pura.
Sembari menyilangkan tangan didadanya, Raka mulai menatap mata tiara. "Tiara mau kakak melakukan apa? Biar tiara bisa maafin kakak?" Tanya Raka perhatian.
Dengan suara yang senggugukan.
"Kak Raka harus minta maaf, karena kak Raka makan bibir kak ichel. Untung nya bibir nya masih ada!" Omel anak kecil itu.
Semua orang disana tertawa, kecuali seorang yang baru saja datang dengan penampilan sederhana nya. "Eh menantu mamah, cantik banget sih." Goda sang mama ketika melihat ichel yang datang dengan gaun putih sederhana tapi terkesan mewah ketika dipakai nya.
"Permisi tante-om." Sapa ichel dengan sopan.
Rahel yang melihat sahabat satu kelas nya pun tak bisa menahan tawanya. "Gimana bibirnya chel? Masih ada kan?" Ledek Rahel.
Ichel sengaja tak memperdulikan candaan rahel. Dirinya malah terfokus pada Raka yang saat ini tak berkedip ketika melihatnya, dan sukses membuatnya salah tingkah.
"Aku minta maaf ya, untuk semuanya." Ucap Raka setelah tangan nya sukses menggapai telapak tangan ichel. Sengaja juga Raka keraskan suaranya untuk memperlihatkan tiara dirinya sudah meminta maaf pada ichel.
Tiara mengangguk senang, dan jarinya menunjuk bibirnya sendiri seakan sengaja mengkode Raka. Raka yang peka akan hal itu langsung melanjutkan kalimatnya. "Ya, terutama saat aku memakan bibir mu." Ucap Raka dengan wajah bersemu merah.
Tiara menyengir ketika merasa Raka sudah tulus meminta maaf pada ichel. "Apa aku bole pinjam kak ichel?" Tanya Raka pada tiara.
Tiara berfikir sejenak, melihat ichel tersenyum dihadapan nya Tiara pun mengangguk setuju."Ya, baiklah." Jawab anak itu.
Orang tua Raka dan rahel mempersilahkan satu anak laki-lakinya dan calon menantunya untuk mengobrol secara pribadi. Karena kabarnya anaknya telah pulih ingatan nya.
"Sebentar lagi kita punya cucu sayang." Ujar sang papa dengan senang begitu pun sang mamah yang tan kalah bahagia.
***
Raka bingung ingin menjelaskan semuanya dari mana, apa dari sebelum ia ilang ingatan? Atau saat kecelakaan menimpanya?
"Hm, kamu mau dengar dari mana?" Tanya Raka memberanikan diri membuka suaranya.
"Tidak usah, cukup kakak kembali saja aku udah seneng kok." Jawab ichel tak kalah gugup.
Sebenarnya ichel sedikit bingung, dari sekian banyak penjuru luas nya berbagai tempat di rumah ini. Kenapa Raka memilih membahas perihal ini dikamar pria itu? Rasa gugup bahkan tak bisa ditutupi mereka berdua.
Raka memegang tangan ichel, dan menarik wanita itu hingga ke pangkuan nya. "Eh?" Ichel terkejut dengan tarikan mendadak Raka dan karena nya wanita itu bangun dari sana dengan cepat.
Raka mengangkat satu alisnya tanda meminta alasan kenapa wanita itu pergi dari pangkuan nya.
"Kenapa main tarik-tarik aku sih." Ujar Ichel dengan gugup.
Raka yang melihat tingkah ichel seperti bayi kucing dimalam pertama nya, tak kuasa menahan tawanya. Semakin menambah ketampanan Raka dengan baju santai yang telah ia kenakan saat ini.
Dengan jari yang dilambaikan nya, pria itu mulai berusaha menggoda ichel lebih dan lebih lagi. "Kalau kamu gitu gak akan pernah aku lepasin, gak bakal aku bawa keluar kamar ku." Ujar Raka.
Ichel melebarkan matanya, dan jadi salah tingkah sendiri. Sampai-sampai tak melihat dibawah kakinya ada sebuah bantal yang kali ini berhasil membuatnya terjatuh.
Raka dengan sigap, menarik wanita itu kedalam pelukan nya sebelum terjatuh tepat dihadapan nya.