bab.5a

708 Kata
Hari ini mereka semua sibuk terutama untuk Ichel dan sang mama mertua yang sangat menunggu momen ini sedari dulu, persiapan nikahan anaknya. Setelah beberapa minggu di siapkan akhirnya sudah pada tahap penyelesaian, ichel yang dulu nya pernah bercita-cita dikunjungi oleh suaminya di wisuda nya tahun ini akhirnya hampir tercapai. Begitupun dengan Raka yang senang nya bukan main, bahkan hampir tiap hari pria itu mengunjungi ichel ditengah-tengah kesibukan nya. Karena dirinya harus mengejar beberapa deadline di perusahaan untuk digantikan hari pernikahan nya yang akan diadakan sebentar lagi, jadi ada baiknya ia menyelesaikan beberapa proyek lebih dulu. Sore ini, Raka dengan semangat nya menghubungi Ichel dan meminta wanita itu untuk bertemu dengan nya malam ini. "Aku rindu." Gumam Raka sendirian didalam ruangan nya. Rasa sayang nya semakin bertambah, wanita itu bisa dengan mudahnya menyihir dirinya menjadi seperti ini. Setelah mendapat jawaban Raka dengan segera mengambil kunci mobil dan meluncur kekampus ichel. "Hilangkan ichel dari pikiran ku sebelum aku jadi gila ya, Tuhan." Ujar Raka bergumam sendiri sembari tertawa ketika membayangkan ichel memakai gaun pernikahan dan dipersunting nya nanti. Lalu malam pertama mereka... ah senangnya! Tapi, sebelum berangkat Raka butuh radit asisten nya. Dimana radit berada saat ini? *** Disarankan dengarkan, (Bolbagan- xsong) Hani berusaha mengambil buku laporan yang telah disimpan sejak 2010 lalu digudang bawah, dirinya harus segera memberikan berkas tahun 2010 sampai tahun ini kepada atasan. Entah kenapa dirinya disuruh mendata laporan sebanyak itu dengan waktu seminggu. "Kenapa bukunya setinggi itu sih?!" Runtuk Hani kesal karena dirinya sedang memakai rok pendek dan sepatu heels yang lumayan tinggi. Hani mulai mengedarkan pandangan nya kesalah satu kursi yang ada disana dan menggeretnya untuk dijadikan tumpuan nya mengambil tumpukan berkas laporan 2010 itu. Tapi ditengah dirinya berusaha, sepatu hak nya tersangkut ke pinggiran kursi dan membuat nya hampir terjatuh kalau bukan seseorang yang saat ini sedang menyelamatinya. "Ahhhh... huh, makasih. Saya hampir saja jatuh." Ujar Hani setelah itu melihat orang yang sudah berhasil menarik perhatian nya karena telah berhasil menolong nya barusan. Tapi sikap luluh Hani pun hilang dengan sekejap ketika tahu bahwa Radit lah yang menyelamatkan nya. Saat Hani hendak pergi, radit menarik tangan wanita itu. "Aku minta maaf, maaf selama ini aku gak pernah mengeluarkan kata itu. Aku mengaku salah. Aku yang salah Hani, tolong jangan pergi lagi dari jangkauan ku." Ujar radit sembari memegang pergelangan tangan Hani dengan erat. Hani membuang mukanya. Kata itulah yang ia tunggu selama ini, bukan semua basa-basi radit, tapi bukan kah semua nya sudah terlambat? "Kamu sudah menikah, aku gak bisa sama kamu. Kita sudah berakhir radit. Tolong jangan tahan aku untuk tetap disisi mu." Ujar Hani melepas pegangan radit. "Kata siapa aku sudah menikah? Memang nya waktu aku sempat mencampakkan mu aku serius? Itu terpaksa Hani. Aku gak mau nyakitin kamu lebih dari waktu itu, kalau kamu ketahuan menjadi kekasih ku waktu itu aku gak bisa janji untuk melindungi mu. Kamu tahu ayah ku akan membunuh siapapun yang berani melawan nya. Aku gak bisa melawan kamu waktu itu." Jelas radit. "Tapi saat ini aku bisa berdiri sendiri, aku bisa melindungi mu sampai titik darah penghabisan ku. Aku mencintaimu sampai kapan pun." Ujar radit. Hani mengepalkan tangannya. "Lalu dimana kamu hari itu?" Tanya Hani. "Aku gak mau nutupin apapun lagi dari kamu, aku gak mau kehilangan kamu lagi kali ini. hari itu aku sempat koma selama tiga bulan. Aku berusaha melawan ayahku, untuk mendapatkan cinta kamu. Kamu tahu apa yang ayahku lakukan pada anaknya sendiri? Dia bahkan hampir membunuh ku." Jawab radit yang berusaha menahan tangisnya ketika mengingat kejadian itu lagi. Tanpa bersuara radit mulai menangis saat ini sembari memegang dadanya, ingatan dulu sangat menyakitkan untuk diingatnya kembali. Tapi untuk bisa mendapatkan hati Hani kembali ia harus menjelaskan semuanya dari awal. Hani mulai mendekat dan memeluk radit kala itu, mulai menenangi pria itu dengan mengelus lembut punggung pria itu. "Jangan menangis, aku disini." Bisik Hani. Hani mengangkat wajah merah radit dan mulai mengelap air mata pria itu. "Pertama kalinya aku melihat kamu menangis." Ujar Hani sembari tersenyum. Wanita itu dengan perlahan mulai menyatukan bibirnya pada radit, mencium nya dengan lembut. Setelah serasa cukup, wanita itu melepaskan ciuman nya. Tapi beberapa detik setelah nya radit tak kuasa menahan rindunya dan mulai bergantian menarik wajah Hani untuk dicium nya. Bukan hanya ciuman, kali ini lumatan yang begitu dalam. "Menikahlah dengan ku." Bisik radit setelah itu mencium lagi dan lagi bibir wanitanya. "Ehhmmnhh..." lenguhan Hani mulai mengundang radit untuk melakukan ciuman lebih intens lagi di leher Hani.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN