42. Seteru.

1814 Kata

Puri menunduk, pipinya merona merah. “Maaf… aku terlalu excited melihat Mas Genta ada di sini. Sampai-sampai aku kehilangan kendali.” Suaranya lirih, berbeda jauh dari sikap hebohnya barusan. Ia kemudian buru-buru membuka tas, lalu mengeluarkan ponsel. Alis Genta langsung berkerut. “Untuk apa kamu mengeluarkan ponsel?” tanyanya tajam. “Aku mau menelepon Tante Ermi,” jawab Puri hati-hati, “supaya beliau tahu kalau aku sudah menemukan Mas.” “Jangan ikut campur dalam urusanku, Puri,” potong Genta dingin, suaranya tegas. Puri mendongak, menatapnya penuh kesungguhan. “Aku bukan mau mencampuri, Mas. Aku hanya kasihan melihat Tante Ermi kelimpungan mencari Mas ke mana-mana,” tuturnya lembut. “Ibu sudah tahu di mana aku berada. Aku hanya… tidak ingin pulang,” ucap Genta dingin. Wajah Puri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN