15. Mulai Berjuang.

1648 Kata

Kafe tidak terlalu ramai pagi ini. Hanya ada beberapa orang yang sibuk menatap layar laptop, dan suara mesin espresso yang sesekali menderu. Genta duduk di pojok, matanya terus memandangi pintu masuk. Setiap pintu didorong, harapannya membuncah. Sayangnya bayangan Daniel belum terlihat. Sejurus kemudian tampak sosok lelaki berjas abu-abu memasuki ruangan dengan langkah percaya diri. Daniel memang terkenal selalu tepat waktu. “Gue nggak nyangka lo ngajak ketemuan pagi-pagi begini,” ujar Daniel Nasution begitu duduk. Ia meletakkan map coklat di meja, lalu melirik Genta dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Oke, straight to the point aja. Lo mau gue menangani kasus rumit apaan pagi-pagi?" Genta tersenyum miring. Sahabatnya ini terlalu mengenalnya."Kok lo tahu kasusnya rumit? Gue kan belu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN