Setelah perbincangannya dengan Mama Nani, Mario numpang tidur dan istirahat sebentar sebelum melaksanakan niat selanjutnya. Begitu banyak yang ingin dikerjakannya hari ini. Alih-alih menangisi kondisinya, Mario malah ingin melampiaskan keadaannya ini dengan menyakiti orang-orang yang dianggap sudah berbahagia di atas penderitaannya. “Makan dulu sebelum tidur,” kata Mama mengingatkan. “Nggak selera,” kata Mario sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Dia duduk di meja makan dan memperhatikan Mama yang menyiapkan makan untuknya. “Apa yang kamu pikirkan sekarang?” tanya Mama sambil menarik kursi di sebelah putranya dan duduk. “Blank, Ma. Kayak lagi terbang trus tiba-tiba ditembak jatuh. Rio nggak percaya kalau ini sungguhan. Ngerasa bukan laki-laki sejati. Hhh, apa gunanya jadi laki-lak