Berkali Alan mencium puncak kepala Bella, mengelus punggung wanitanya dengan penuh sayang. “Minum dulu ya, sya.” Ucapnya lirih. Masih sangat jelas ia rasa seperti apa detak jantung Bella yang lebih cepat dari suara jarum jam di dinding sana. Bahkan Bella tak menyahut ucapan Alan, tetap diam dengan tangan yang mulai bergerak mengusap ingus. Hingga menit berlalu, Bella mulai mau melepas pelukan. Menunduk dengan kedua tangan yang menutup wajah. Guguan kecil masih terdengar menyakitkan. “Ini, minum dulu.” Alan menyodorkan segelas tehh hangat yang ia ambil dari teremos. Bella membuka wajah pelan, mengusap kedua mata yang terasa begitu perih. Mengangkat kepala, menatap Alan yang berdiri didepannya. Kembali air mata itu meleleh tanpa bisa ia bendung. Tangan Alan terulur, mengusap pipi pucat B