Alan menghentikan langkah, diam menatap bundanya yang kini sibuk memasukkan beberapa helai baju kedalam tas tenteng kecilnya. Banyak sekali hal yang memenuhi kepala, tapi dia memendamnya sejak kemarin. “Al,” seru Yana, sedikit menoleh. Dia menutup resleting tas, lalu duduk di tepi tempat tidur. Tangannya melambai dengan senyum manis seperti biasa. Ia menepuk kasur samping, menyuruh Alan untuk duduk disana. Alan membuang nafas lebih dulu, lalu melangkah pelan, masuk ke kamar yang semalam di huni oleh bundanya. Ia duduk dengan sedikit canggung disamping Yana. “Kamu kenapa?” tanya Yana seraya menepuk kaki Alan. “Dari kemarin kaya’nya ada yang kamu pendam.” Seorang ibu, pasti perasaannya paling peka. Apa lagi sama anaknya. Alan menunduk, tetap diam dengan semua pikirannya. “Coba cerita s
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari