“Al, kamu kenapa?” tanya Bella seraya meletakkan teh hangat di meja samping suaminya. Alan sedikit mengulas senyum dengan gelengan kepala. “Memangnya kenapa?” Bella ikut duduk disamping Alan. “Kamu dari makam tadi diem terus. Kaya’nya banyak pikiran.” Alan menyecap sedikit teh, terlihat menghela nafas sedikit pajang. “Aku … kepikiran aja sama bunda.” Bella menatap lekat wajah Alan. “Bunda Yana?” Alan ngangguk dengan tatapan jauh kedepan. “Kamu liat lelaki yang datang sama bunda tadi nggak?” Kini Bella yang ngangguk. “Liat, aku sempat tegur sapa juga sama dia. Ya Cuma sekedar senyum sih. Dia kenapa?” mengingat sesuatu, kedua mata Bella melotot dengan begitu terkejut. “Al, jangan-jangan ….” Alan menjatuhkan punggung ke sandaran kursi belakangnya. “Aku juga mikirnya gitu sih. Tapi … m