Tiara menimang bayi yang mulai terlelap dalam gendongan, satu tangan masih memegang botol s**u yang masih ada dimulut anaknya. Menit berlalu, ia mulai menidurkan bayi itu kedalam box yang ada disamping ranjang tidur. Setelahnya, menjatuhkan tubuh ke kasur dengan helaan nafas penuh kelegaan. Ddrrt ... ddrtt .... Ponsel yang tak jauh darinya bergetar, lengkap dengan layar yang berkedip cukup lama. Menandakan jika ada sebuah panggilan telpon yang masuk. dengan malas Tiara meraih ponsel itu, mendengus kesal saat tau siapa penelpon itu. “Hallo, kenapa lagi sih?” ketusnya. “Obati luka gue, aaggh ... sakit banget.” suara Riko disebrang sana berupa rintihan dan keluhan yang membuat kening Tiara berlipat. “Lo ... kenapa?” “Cepet kesini. Aaggh ... nggak betah banget.” Ceklek! Dengan cepat Ti