Penyesalan (2)

1017 Kata

Mona sudah memiliki firasat. Ketika Awan membawa mereka berdua ke ruangannya. Begitu Awan menyodorkan sebuah kertas. Mona meliriknya. Dia tersenyum sinis. Ternyata Awan melacak nomer telepon tersebut. Tidak ada gunanya untuk mangkir.  Hanif melihatnya, dia membolak-balik kertas itu. Lalu menatap pada Mona.  "Kamu yang melaporkan Edelweis Ma?" Tanya Hanif berusaha menjaga suaranya agar tetap tenang.  "Iya," ucap Mona tanpa menyembunyikannya.  "Kenapa?" Tanya Hanif bingung.  Mona menatap tajam pada suaminya yang bebal itu. "Karena aku membencinya." "Apa?" Hanif terkejut. Ekspresi yang menyebalkan buat Mona.  Awan hanya diam. Jelas, dia tidak ingin berada di hadapan pertengkaran suami istri ini. "Kalian bicarakan ini berdua," kata Awan melangkah ke luar pintu. Hanif terduduk lemas di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN