Oliver segera mencari ponsel dan membuka berita di internet. Sebuah gempa telah terjadi di Malang. Kini ponsel Oliver yangs atnya berdering keras. Sebuah telepon dari kantor pusat Banyumili. "Halo, Pak. Bagaimana? Saya harus ke Malang? Baik besok saya berangkat," kata Oliver. Edelweis yang duduk di sebelahnya tentu mendengar. Raut khawatir tercetak jelas. Oliver memandang Edelweis dengan senyum manis. "Kenapa? Ini bukan pertama kalinya aku pergi ke wilayah bencana Del," kata Oliver. "Aku tahu. Tetapi tetap saja. Ini pertama kalinya buatku menghadapi situasi ini," kata Edelweis merajuk. Edelweis merasa khawatir. Sebagai seorang kekasih, namun Oliver malah tidak peka. "Kamu doakan aku saja ya Del. Semoga aku bisa pulang selamat," kata Oliver. Hidung Edelweis terasa tersumbat.

