Ana menatap nanar pada makanan di atas meja. Perempuan itu memandanginya sebentar, membuang napas panjang, lalu memaksakan diri untuk mulai menyuap makanan yang dibelikan oleh suaminya. Ada sesak yang Ana rasakan membuat nafsu makannya menghilang. Tapi dia tetap harus makan untuk mengisi energinya agar kuat saat menghadapi Ken dengan segala permasalahan yang mendera dalam kehidupan rumah tangganya dengan pria itu. Denyut kesakitan masih Ana rasakan dan hal ini tidak mudah untuk Ana jalani. Memiliki suami yang masih enggan meninggalkan wanita yang dicintai, sangat menyakitkan hati. Rasa yang sempat singgah dalam hati mencoba sekuat tenaga untuk dia enyahkan. Jangan sampai dia terjerat akan pesona Ken dan menyerahkan hatinya pada pria itu. Ana tidak boleh lemah. Sekali lagi wanita itu menc