Bel pintu apartemen yang berbunyi, Ken pikir adalah kurir makanan yang sedang mengantarkan pesanannya barusan. Sempat terlintas dalam benak pria itu, berpikir jika cepat sekali kurir sampai karena baru saja dia memesan melalui aplikasi. Tapi tak mau curiga pria itu begitu saja membuka pintu dan dibuat terkejut ketika menyadari jika seseorang yang berdiri di depan pintu bukanlah kurir seperti yang ada dalam pikirannya. “Tisa,” lirihnya dalam keterkejutan. Tubuh Ken membeku masih dengan berdiri di ambang pintu. Jujur, Ken tak habis pikir bagaimana mungkin Tisa tahu alamat apartemennya yang ini. Hanya ada orang-orang tertentu saja yang mengetahui alamatnya ini karena Ken sengaja menyembunyikan dari orang-orang. Ya, sebenarnya Ken sempat berbohong pada Tisa dengan mengatakan bahwa dia menju