"Tisa, akhirnya kamu sadar juga," ucap Pramudia penuh rasa haru. Melihat putrinya yang harus berjuang bertaruh nyawa, rasanya menyayat hati Pramudia hancur berkeping-keping. Tisa adalah anak satu-satunya. Wajar jika Pram sangat menyayanginya. "Pa!" "Iya, apa kamu butuh sesuatu, sayang? Mau minum?" Kepala Tisa menggeleng. "Chiko?" "Kamu tenang saja. Chiko di rumah baik-baik saja." Tisa menangis jika mengingat putranya. Dia nekat mengakhiri hidup agar Ken merasa bersalah. Tapi dia lupa jika masih ada Chiko. Ken sungguh tega membuangnya dan Chiko begitu saja. Tisa frustasi. "Ken mana? Apa dia tahu aku di sini?" "Untuk apa kamu tanya soal Ken?" "Karena dia harus bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukannya padaku." "Jangan memikirkan laki-laki itu lagi, Tisa!" "Aku mencintain