Anya sudah diizinkan pulang karena kondisinya sudah membaik. Bunda dan papa mertuanya sudah tahu apa yang terjadi. Saat Anya baru saja sadar, tanpa diminta ia menjelaskan semuanya. "Bun, kalau seandainya pernikahan Anya dan Bara nggak bertahan lama, apa Bunda nggak akan marah?" Bunda Anya tidak heran dengan pertanyaan sang putri. Namun, ia memasang wajah terkejut berpura-pura belum mengetahui yang terjadi pada putri dan menantunya. "Apa yang terjadi, Sayang? Apa kalian berantem?" Anya mengembuskan napas lelah. "Ini semua salah Anya, Bun. Anya yang salah." Bunda Anya menunggu putrinya melanjutkan penjelasan. "Waktu awal-awal kami hidup bersama, Anya meminta ijin Bara untuk pacaran sama temen Anya." "Anya pacaran?" "Iya, waktu itu Anya sama sekali nggak punya perasaan sama Bara. Teme