Tidak ada ucapan mesra yang menyapa telinga Anya. Yang ada hanya sebuah pertanyaan yang menanyakan apa Anya datang bersama sopir? Anya pun hanya menjawab sekenanya. "Antar Farah dulu ya, Pak!" ucap Bara saat mereka sudah berada di mobil. Pria itu duduk di samping Pak Yanto. Sedangkan Anya dan Farah duduk di belakang. "Siap, Mas!" Anya hanya bisa diam membisu. Sementara Bara mengobrol bersama Farah, sesekali Pak Yanto menimpali. Farah sudah sampai di depan rumahnya. Ia turun tinggalah Anya, Bara, dan Pak Yanto. "Antar Anya dulu ke rumah Bunda, setelah itu baru antar aku, ya, Pak." "Iya, Mas." Sekuat tenaga Anya menahan air mata agar tidak keluar. Namun, begitu sampai di depan rumah bundanya, ia tak tahan lagi. "Keputusan kamu kalau memang lebih memilih untuk bertahan dalam kesalahp