Aldrich masih memandang wajah Anna dengan tajam. Tak sepatah katapun keluar dari bibir keduanya. Mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing hingga mereka tak sadar mereka sudah berada di luar.
"Maaf sepertinya bapak salah orang. Saya bukan orang yang bapak maksud," kata Anna mencoba menghindari dari Aldrich.
Sebuah senyum yang menakutkan terlihat dari wajah Aldrich. Ia tak menyangka gadis yang ada di depannya bisa berkata seperti itu. Bisa-bisanya ia bilang jika dirinya salah orang. Padahal ia seharusnya tahu jika Aldrich tidak akan pernah salah orang. Walaupun mereka sudah tak bertemu hampir 10 tahun dan saat itu usia mereka masih muda, tapi Aldrich tak pernah bisa lupa dengan senyum yang dimiliki Anna. Senyum yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama saat ia masih SMA.
"Aku tidak akan salah orang. Kamu adalah Hanna Safitri," kata Aldrich dengan penuh penekanan.
Ekspresi wajah Anna berubah shock ketika Aldrich benar-benar mengenalinya. Ia harus cari alasan apa biar bisa pergi dari sini. Ia tak ingin berurusan lagi dengan Aldrich. Cukup dulu ia pernah menjalin hubungan dengan Aldrich tapi untuk saat ini ia tak ingin mengenal Aldrich.
"Ok. Kamu benar aku Hanna Safitri. Jadi lepasin tangan kamu sekarang aku harus kembali bekerja. Aku gak mau dipecat gara-gara gak bisa kerja," kata Anna mencoba melepaskan tangannya yang di genggam oleh Aldrich.
"No. Aku mau kita bicara sekarang. Aku mau minta penjelasan dari kamu tentang hal yang terjadi 10 tahun yang lalu. Kenapa kamu tiba-tiba menghilang dan tidak ada kabar sama sekali. Aku butuh penjelasan dari kamu," kata Aldrich dengan tatapan tajamnya.
Anna bingung harus dengan cara apa ia berbicara dengan Aldrich. Ia benar-benar tidak ingin membahas soal masa lalu yang kelam itu lagi. Ia sudah berjanji tidak akan membiarkan cerita buruk itu lagi kepada siapapun karena dia sendiri masih belum bisa melupakan hal itu.
"Al, please leave Alone. Hubungan kita sudah berakhir. Dan aku gak bisa kasih alasan apapun sama kamu. Mungkin kita ditakdirkan untuk tidak bersama. Begitu perbedaan yang ada diantara kita. Jadi untuk kebahagian kita masing-masing lebih baik kita jalani hidup yang sudah kita pilih. Anggap aja kebersamaan kita di masa lalu seperti cinta anak SMA yang belum serius." Anna berusaha menjelaskannya dengan hati-hati.
Anna tak ingin ia salah mengucapkan kata-kata di hadapan Aldrich. Karena jujur saja ia masih bisa merasakan jantungnya berdebar ketika berada di hadapan Aldrich. Tapi Anna segera menepis semua perasaan itu karena ini bukan waktunya Anna memikirkan tentang perasaannya. Ia harus jadi wanita realistis. Karena ia sadar begitu banyak perbedaan yang menghadang hubungan mereka dari dulu hingga detik ini.
"Ooooo... Jadi itu jawaban kamu. Aku akan tahu sendiri masalah apa yang kamu sembunyikan sama aku. Dan aku pastikan kamu kamu akan selalu menjadi milik aku. Kamu akan selalu menjadi milik seorang Aldrich Troy Willson dari dulu, sekarang, dan selamanya," kata Aldrich dengan tatapan serius dan tajamnya.
Lagi-lagi Aldrich membuat Anna tak bergeming sedikitpun dari tempatnya berdiri. Kata-kata Aldrich benar-benar membuat Anna terpaku. Kenapa begitu sulit pergi dari hidup seorang Aldrich Troy Willson. Padahal ia sudah memberikan banyak kesempatan bagi aldrich mulai hidup barunya tanpa dirinya. Tapi kenapa takdir seakan-akan mempermainkan Anna karena disaat ia sudah terbiasa hidup tanpa Aldrich tapi sekarang Tuhan mempertemukan mereka kembali.
Setelah mengatakan hal itu Aldrich pun melepaskan tangan Anna dan pergi dari hadapan Anna dan berjalan masuk ke dalam restoran. Sedangkan tanpa Anna sadari air mata jatuh dari mata indahnya. Padahal ia sudah berusaha sekuat tenaga menahan semuanya tapi hasilnya nihil. Ia lagi-lagi jatuh dalam pesona Aldrich Troy Willson. Kata Aldrich bagaikan seorang devil yang mencoba menjerat kaumnya.
Dengan wajah yang masih terlihat marah Aldrich kembali masuk ke restoran untuk menemui sang mommy. Dan ketika sampai disana tampak jelas wajah sang mommy yang bingung dengan keadaan yang baru saja terjadi.
"Al apa yang terjadi?" tanya Sarah pada sang putra.
"Mom I want say something for you." Wajah Aldrich berubah serius ketika mengatakan itu.
"Apa yang mau kamu katakan sama mommy?" tanya Sarah balik.
"Sebelumnya maaf Tante Vira dan Rissa aku tidak mau menerima perjodohan ini. Karena aku memang tidak pernah suka dengan perjodohan seperti ini. Dan untuk mommy please stop jodohin aku sama anak-anak teman mommy. Mommy tenang aja Al pasti akan menikah. Dan sekarang Al sedang berjuang untuk mendapatkan menantu buat mommy," kata Aldrich berbicara dengan sangat serius.
"Maksud kamu apa Al? Mommy gak ngerti." Sarah yang merasa bingung pun bertanya lagi pada putranya.
"Al sudah punya wanita yang Al cintai sejak 10 tahun yang lalu. Dan Al baru saja menemukannya setelah sekian lama Al mencarinya." Aldrich kembali menjelaskan pada sang mommy.
"Apa wanita itu pelayan yang tadi. Saya merasa tersinggung anak saya di samakan dengan pelayan seperti itu. Ini penghinaan buat keluarga Santoso," kata Tante Vira marah.
"Mbak Vira maaf ya. Kami tidak pernah berniat mempermalukan keluarga mbak." Sarah mencoba menjelaskan pada temannya itu.
"Tape kenyataannya putra anda lebih memilih wanita yang bekerja sebagai pelayan daripada wanita dari kelas atas seperti Rissa. Mungkin ini yang namanya buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Anda yang dulunya berasal dari kalangan bawah berhasil menjadi nyonya besar setelah berhasil memikat seorang Daniel Willson. Dan sekarang hal itu terjadi pada putra anda yang lebih memilih wanita kelas bawah daripada wanita kelas atas seperti Rissa," kata Tante Vita merendahkan Sarah.
Raut wajah Aldrich berubah menajdi marah ketika melihat teman ibunya merendahkan ibunya. Waluapun Aldrich laki-laki b******k ia tak akan pernah bisa terima jika ada orang yang merendahkan ibunya.
"Tante tutup mulut Tante. Tante boleh marah sama saya tapi jangan pernah hina mommynya. Walaupun saya tidak bertemu dengan wanita yang saya cintai saat ini saya tetap tidak akan pernah mau menikah dengan putri anda yang murahan dan jalang. Tante pikir saya tidak tahu bagaimana pergaulan putri Tante di luar sana. Mungkin kalian dari keluarga dari kelas atas tapi kelakuan kalian seperti orang yang tidak berpendidikan. Dan Tante harus ingat berhadapan dengan siapa. Kita lihat saja apa yang terjadi pada keluarga Tante. Karena saya pastikan keluarga Tante akan hancur," kata Aldrich penuh rasa marah.
"Al, sudah mommy gak pa-pa. Ayo kita pulang saja," kata Sarah mencoba menenangkan putranya.
Ada rasa sakit hati yang dirasakan oleh Sarah. Sudah hampir 30 tahun lebih ia menjadi nyonya Willson tapi masih saja ada orang yang tak menghargai dirinya. Bahkan di belakang mereka sering membiarkan dirinya bahkan menghinanya. Tapi Sarah berusaha untuk tegar dan kuat karena ia tahu sang suami Daniel Willson akan selalu di sampingnya. Apalagi ia mempunyai anak-anak yang jauh lebih penting ia perhatikan daripads omongan orang di luar sana.
Sarah pun menarik Aldrich untuk keluar restoran itu. Sebelumnya Sarah bisa melihat bagaimana wajah shock dari Vira ketika mendengar kata-kata dari putranya.
"Halo Luc, aku minta kamu hancurkan keluarga Santoso. Nyonya di keluarga Santosa baru saja menghina mommy. Dan aku mau kamu hancurkan mereka dan tunjukkan siapa keluarga Willson sebenarnya," kata Aldrich lewat sambungan telepon.
"Shittt..."
Terdengar suara umpatan di seberang sana. Sifat Lucas sama seperti Aldrich. Ia tak akan pernah membiarkan orang menghina sang mommy. Karena bagi mereka mommynya adalah wanita paling penting di dunia ini. Jadi jika ada yang berbuat buruk kepada sang mommy maka siap menunggu akibatnya.
"Ok Al aku akan lakukan apa yang kamu suruh. Dan kamu tenang aja keluarga Santoso akan hancur," kata Lucas dengan senyum yang menyeramkan.
"Ok.. good. Malam ini aku menginap di rumah mommy dan daddy. Jika perlu bantuan langsung datang ke rumah," kata Aldrich sebelum mematikan teleponnya pada sang saudara kembar.
"Al mommy gak pa-pa. Kamu gak usah berbuat seperti itu. Kasihan mereka jika kamu berbuat seperti itu," kata Sarah mencoba membujuk putranya untuk mengurungkan niatnya.
"No, mom. Mereka sudah berbuat kasar pada mommy. Jadi tugas aku dan Luc akan selalu menjaga mommy. Daddy pernah berpesan pada aku dan Luc untuk menjaga keluarga Willson dari serangan dari luar. Jangan pernah biarkan orang lain menghina keluarga Willson. Dan mereka sudah menghina mommy jadi tugas aku dan Luc buat memberi mereka pelajaran mereka salah bila berurusan dengan keluarga willson." Dengan wajah yang serius dan datar Aldrich menolak permintaan sang mommy.
Wah dibalik sikapnya yang datar dan cuek ternyata Aldrich anak mami banget. Ia akan melakukan apapun buat sang mommy...
Bagaimana perjuangan Aldrich mendapatkan Anna.
See you next chapter
Happy reading