Meski mereka tengah berada di turunan sekarang, tentu saja dengan mudah Azka memergoki apa yang dilakukan Ryn terhaap dirinya, tanpa harus menoleh sedikitpun. Cowok itu juga tidak kehilangan konsentrasi dalam mengemudikan kendaraannya. Cowok itu mati-matian menahan cengirannya, kala menyadari kerlingan mata Ryn padanya. Merasakan adanya perhatian Ryn kepada dirinya, diam-diam hati Azka menghangat karenanya. Sayangnya, lain yang dirasa dan dipikirkan oleh Azka, lain pula yang terucap dari bibir Cowok itu. “Kenapa? Kamu khawatirin aku? Atau lebih ke arah takut, sebenarnya? Kamu mulai berpikir aku bakal mundur, dan nggak menyelesaikan semua ini, membiarkan si mantan asisten dosenmu itu tetap dalam keadaan bahaya?” tanya Azka tanp