Ryn sudah tak sanggup lagi. Dilepaskannya kedua tangannya yang ditimpakannya ke atas telapak tangan Azka. Gerakan yang super mendadak itu membuat Azka kaget sekaligus tersapa kesal. Dalam keterkejutannya, Azka lekas menangkap kedua tangan Ryn, mengguncangnya. “Kenapa? Apa yang bikin kamu nangis? Penderitaan Cewek itu, atau gara-gara menyaksikan sendiri bagaimana cinta sejatimu dipukul keras dan diseret seperti binatang?” tanya Azka sinis. Namun, selintas rasa terluka, terkirim dari bibir Azka yang gemetar saat mengucapnya. Dia tahu, ucapannya pasti sangat menyakiti perasaan Ryn, melebihi perih yang dirasanya menggores hatinya sendiri saat ini. Benar perkiraan Azka, Ryn amat tersinggung mendengar ucapannya, lantas menyentakk