CHAPTER LIMA PULUH DUA : Ego versus Gamang (1)

1655 Kata

               “Sampaikan salam Papa buat Ryn, ya. Jangan lupa, Ka!” ucap Pak Burhan, masih bernada olokan, bagaikan kepada adik lelakinya yang diketahuinya tengah dimabuk asmara saja. Hubungan mereka berdua memang cukup cair, sehingga komunikasi yang ada di antara mereka seringkali bukan seperti hubungan antar dua generasi yang berbeda. Barangkali lebih mirip dua orang sahabat, teman sebaya.                 “Ah,” sahut Azka jengah.                 “Eh, serius lho Ka. Kalau kamu nggak menyampaikan salam Papa ke Ryn, nanti Papa nggak mau membantu kamu sama sekali lho,” goda Pak Burhan.                 Azka tersenyum miring.                 “Hm. Sampai nanti ya Pa. Thanks atas bantuan Papa,” Azka cepat-cepat menggulir ikon telepon berwarna merah sebelum semua rahasia hatinya mencuat lebi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN