Maka akhirnya, rasa penasaran itu mendorong Ryn untuk segera bertanya, “Maaf, yang dimaksud Bapak dengan bisa ditolerir itu, bagaimana sebetulnya? Lalu, siapa itu ibu Nurjanah dan Iwan Gumilang, Pak?” Bukannya segera menjawab pertanyaan dari Ryn, Pak Amat malahan menoleh sesaat pada Azka, seolah meminta agar Azka saja yang menyampaikannya kepada Ryn. Azka menangkap isyarat yang dikirimkan oleh Pak Amat dengan baik dan lekas mengangguk santun. Pikirnya, mana mungkin dia harus membuat Pak Amat berkisah dua kali, sementara kedatangannya sebagai orang asing yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini dapat diterima dengan tangan terbuka oleh Pak Amat saja, dia sudah harus berterima kasih bukan? Itu semua toh tidak ter