11. Asal Mula Asrama Kartapati

1096 Kata
            Pernah ada salah satu penghuni yang bertanya bagaimana cerita di balik berdirinya asrama Kartapati, pasti ada alasan mengapa Pak Karta mendirikan asrama ini dan jika diperhatikan dari sifatnya para penghuni sudah bisa menebak bahwa alasannya bukan karena ingin menghasilkan uang saja, pasti ada cerita lain dari berdirinya tempat ini.             Tentu saja ada alasan dibalik berdirinya asrama ini dan tebakan para penghuni tepat sekali, Pak Karta tidak menomorsatukan pendapatan ketika berniat mendirikan asrama ini, semua yang dia lakukan untuk asrama ini memang murni karena beliau ingin mendirikan tempat tinggal yang bisa dihuni oleh orang-orang yang merantau, itu alasan utama dari berdirinya asrama Kartapati.             Pak Karta sudah pernah bilang bahwa dia selalu ingin membuat asrama ini menjadi tempat yang nyaman untuk para penyewanya. Dia selalu ingin memberikan yang terbaik sebisanya untuk menjadikan asrama ini sebagai rumah kedua yang bisa dicintai, bukan hanya sebagai tempat singgah sementara yang bisa dihuni ketika mereka sedang berada pada titik kehidupan yang jauh dari kehangatan keluarga.             Pak Karta ingin semua penghuni asramanya juga dapat merasakan kehangatan yang sama—yang tidak jauh berbeda dari kehangatan keluarga, ketika mereka tinggal di sini. Pak Karta ingin menjadikan asrama Kartapati sebagai salah satu kenangan indah yang bisa diingat ketika satu per satu dari para penghuninya mulai pergi karena urusan mereka di kota tetangga itu telah usai, atau mungkin seiring berjalannya waktu asrama ini juga akan lapuk di makan usia hingga tidak akan bisa lagi berdiri tegak seperti saat ini.             Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi di hari esok ataupun masa depan, maka dari itu selagi masih ada Pak Karta ingin mempertahankan asram ini sebisanya dan selalu melakukan yang terbaik untuk bangunan kesayangannya ini.             Ada banyak sekali harapan dan keinginan ketika asrama Kartapati secara resmi didirikan dan bisa dijadikan rumah kedua untuk tinggal. Sebab pembangunannya pun terasa cukup sulit untuk benar-benar terealisasi dan Pak Karta sendiri sudah melewati berbagai macam kehidupan sebelum memutuskan untuk mendirikan asrama tersebut.             Ada beberapa cerita yang terjadi di balik proses pembuatan asrama ini.             Sejujurnya, ketika muda dulu Pak Karta juga pernah merasakan menjadi seorang perantau yang jauh dari keluarga di kota tinggalnya. Perantauannya itu terjadi karena beliau ingin menggapai mimpinya di kota yang lebih memungkinkan baginya untuk mengadu nasib, sebab di kota tinggalnya dia masih merasa kurang dan ingin lebih maju lagi daripada sebelumnya.             Waktu itu ketika baru saja memasuki tahap baru dalam Sekolah Menengah Atas pada akhirnya dia memutuskan untuk bersekolah di kota yang berbeda dan merantau seorang diri ke sana, awalnya pria itu mendapatkan penolakan dari pihak keluarga karena pikir mereka masih bisa untuk menimba ilmu di kota sendiri daripada harus pergi terlalu jauh dan mengadu nasib di sana padahal belum bisa terlihat apakah dia bisa berhasil atau tidak.             Tetapi Pak Karta terus saja meyakinkan kedua orangtua dan juga keluarganya yang lain bahwa dia memang ingin dan salah satu mimpinya itu ingin sekolah di kota yang berbeda, dia ingin merasakan lebih banyak pengalaman agar lebih bisa melihat luasnya kehidupan.             Pada akhirnya pria itu diizinkan untuk pergi dari rumah dengan catatan bahwa dia tidak akan berbuat macam-macam ketika berada di kota orang nanti karena tidak ada satu pun dari anggota keluarga yang bisa memantaunya ketika di sana, tidak akan ada yang bisa menjaganya, sehingga ketika Pak Karta terjatuh pada jalan yang salah maka dia akan menderita seorang diri dan malah akan mempermalukan keluarganya.             Awalnya Pak Karta mengiyakan dengan penuh keyakinan bahwa dia tidak akan berbuat hal yang salah ketika sudah merantau nanti tanpa tahu bahwa Ibu Kota itu ternyata memang cukup keras untuk orang yang datang dari pedesaan sepertinya. Pergaulannya sangat jauh berbeda dari kota lamanya tinggal sehingga pria itu hampir sulit untuk menyesuaikan diri di sana.             Awal merantau Pak Karta tinggal di sebuah kos-kosan kecil yang bisa terbilang kumuh karena keterbatasan biaya yang dia bawa tanpa persiapan yang mumpuni. Pria itu tidak bisa pindah ke tempat yang lebih baik karena dia membawa uang terlalu pas untuk biaya hidupnya selama di sana dan tidak mungkin dirinya meminta langsung kepada orangtua, sebab ini keinginannya dan kedua orangtuanya pun sudah cukup banyak membantunya ketika pertama kali dia pergi.             Pak Karta tidak mau terlalu menyusahkan kedua orangtuanya sehingga dia berusaha bertahan dengan keuangan yang secukupnya.             Sebulan, dua bulan tinggal di sana Pak Karta masih bisa bertahan. Tetapi, ketika memasuki bulan ketiga dia sudah tidak tahan lagi dan berharap bisa pindah secepat mungkin karena tempat singgah sementaranya itu benar-benar jauh dari kata nyaman.             Ada bagian yang bolong dari atap kamarnya yang menyebabkan air akan masuk ketika sedang terjadi hujan, bahkan terkadang ada kotoran yang akan mengotori lantai kamarnya dan harus dibersihkan setiap hari. Dengan biaya yang dia punya dan tinggal di kota besar ini memang hanya tempat itu yang bisa pria itu dapatkan. Sungguh menyulitkan siswa sekolah sepertinya.             Jika ingin pindah maka dia harus mencari uang tambahan agar bisa mencari tempat yang lebih baik dan bisa memenuhi kebutuhannya juga selama tinggal di tempat ini.             Pada akhirnya Pak Karta memutuskan untuk mencari pekerjaan sampingan dan dia mendapatkan pekerjaan untuk menjaga salah satu minimarket pada shift malam, sehingga pria itu harus benar-benar pintar dalam membagi waktu baginya untuk bersekolah, bekerja dan juga beristirahat. Belum lagi jika ada pekerjaan sekolah yang harus dikerjakan, bahkan terkadang pekerjaan sekolah itu dirinya bawa ke tempat kerja dan bisa dikerjakan ketika memang sedang tidak ada pengunjung yang datang.             Tiga bulan bekerja dan melewati masa-masa yang cukup sulit itu akhirnya Pak Karta mendapatkan biaya lebih untuk bisa pindah dan menyewa kos-kosan yang lebih baik untuk dirinya tinggali. Dia benar-benar pindah dan mencari tempat yang lebih nyaman sehingga akhirnya mendapatkan satu tempat tinggal baru yang terasa lebih baik dari sebelumnya namun tentu dengan harga yang lebih mahal.             Jika mengandalkan kiriman dari kedua orangtuanya Pak Karta tahu bahwa tidak akan cukup baginya untuk membagi pengeluaran, terutama biaya kosnya yang sekarang jauh lebih mahal karena tempatnya lebih baik dari sebelumnya. Akhirnya pria itu memutuskan untuk tidak berhenti bekerja dan tetap menjalani kesehariannya seperti biasa, karena dia tidak mau meminta kiriman lebih kepada kedua orangtuanya, yang ada dirinya akan semakin menyusahkan padahal dia sudah bilang bahwa ingin menjadi sukses di kota orang.             Semuanya dijalani dengan amat lancar walaupun jujur saja sulit sekali untuk membagi waktu dan terkadang pria itu kehilangan waktunya untuk tidur karena harus mengerjakan pekerjaan sekolahnya yang menumpuk sebagai siswa SMA. Bahkan Pak Karta juga kehilangan waktunya untuk bermain karena ada terlalu banyak kewajiban yang harus dia lakukan untuk bisa bertahan hidup di kota itu, jika dia terlalu mementingkan egonya dan memilih untuk bermain saja yang ada Pak Karta tidak akan bisa mendapatkan kesuksesan yang dia mau.             Pak Karta tidak ingin pulang ke kotanya tanpa membawa hasil apa pun dan malah membuat kecewa seluruh keluarganya.   
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN