18. Movie Marathon

1066 Kata
            Jika berbicara tentang para penghuni asrama putri, sebenarnya Tarisa—yang merupakan anak kandung dari Pak Karta dan Ibu Ana, nyatanya juga bisa dibilang termasuk ke dalam salah satunya penghuninya. Gadis kecil itu sering kali datang ke sana dan bermain bersama anak-anak putri yang lainnya, walaupun terkadang tidak melakukan apa pun tapi terkadang Tarisa suka menonton televisi di sana, padahal di rumah utamanya juga memiliki televisi yang sama.             Gadis itu hanya merasa senang karena adanya para penghuni putri itu dia jadi tidak merasa kesepian, mengingat bahwa dirinya adalah seorang anak tunggal yang tidak memiliki saudara. Jadi, sangat menyenangkan untuk datang ke bangunan putri walaupun hanya untuk diam duduk dan menonton televisi saja.             Tidak sekali dua kali Tarisa melakukan itu, kunjungannya bahkan bisa terbilang sering dan kedatangannya tidak pernah membuat para penghuni lain merasa terganggu, mereka malah senang-senang saja jika Tarisa memang ingin datang ke asrama mereka. Malah terkadang para penghuni lain sering mengajak gadis kecil itu mengobrol, Bintang lah yang paling sering bicara dengannya karena mereka berdua sama-sama senang menonton televisi bersama.             Biasanya juga Tarisa akan tertidur di ruang televisi, lalu siapa saja yang melihat itu pasti akan langsung mengambilkan bantal dan juga selimut untuk membuat tidur gadis itu menjadi lebih nyaman. Mereka tidak membangunkan dan membiarkan saja Tarisa yang terlelap di sofa ruang tamu mereka.             Pak Karta dan Ibu Ana selalu bersikap baik pada mereka dan memberikan fasilitas yang amat baik untuk asrama ini. Maka sebagai salah satu rasa terima kasih yang mereka ingin balas kepada sepasang orangtua itu, mereka semua pun selalu memperlakukan Tarisa dengan sangat baik. Bukan hanya sebatas karena rasa terima kasih saja sih, mereka semua memang tulus membagikan kebaikan kepada gadis kecil itu.             Bahkan bukan hanya penghuni asrama putri saja, melainkan para penghuni asrama putra juga sering kali memanjakannya dan memberikan apa yang gadis kecil itu inginkan. Ketika di usianya yang masih cukup muda dan belum begitu paham tentang banyak hal, Tarisa adalah seorang gadis kecil yang manis dan juga penurut.             Dia akan sering tersenyum dan menyapa setiap penghuni yang dia lihat ketika secara tak sengaja mereka bertemu. Namun, seiring pertumbuhannya yang sudah dewasa, gadis itu tiba-tiba saja mulai berubah menjadi gadis yang bermulut savage. Semua perkataannya yang terkadang terdengar keren itu justru malah menjadi lucu ketika semua orang mendengarnya.             Sebenarnya tidak perlu menduga lagi sih siapa dalang dari beberapa perubahan sifat Tarisa. Sudah bisa dipastikan bahwa orang itu adalah Bintang karena memang dia yang paling dekat dengan Tarisa dan mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama. Gaya Tarisa juga menjadi sedikit lebih tomboy semakin ke sini.             Tapi yang pasti, terlepas dari sifat apa pun yang Tarisa miliki, gadis kecil itu akan selalu menjadi kesayangan semua orang. Ibarat kata dia adalah seorang anak bawang yang dijaga oleh semua orang dan akan selalu diberikan permintaannya. Padahal kedua orangtua Tarisa terkadang suka menolak permintaannya, namun jika sudah begitu pasti Tarisa akan mendatangi salah satu anak asrama entah itu laki-laki ataupun perempuan. Tapi setelahnya gadis kecil itu akan memelas meminta sesuatu yang tidak dikabulkan oleh Pak Karta dan Ibu Ana.             Tapi caranya berhasil, anak-anak asrama pasti akan selalu memberikan apa pun yang dia minta walaupun kedua orangtuanya sudah memberikan peringatan bahwa para penghuni tidak perlu memberikan gadis kecil itu apa pun yang dirinya minta.             Namun, timbal balik dari seluruh kebaikan yang mereka terima tentu mereka curahkan kembali kepada anak dari pemilik asrama tersebut. Selain memiliki tujuan yang baik, mereka juga dapat membuat Tarisa merasa senang pada akhirnya. Dan rasanya menyenangkan jika bisa membagikan kebahagiaan kepada gadis kecil itu.             Jika berbicara kembali tentang kebiasaan Tarisa yang sering datang ke asrama putri hingga disebut sebagai salah satu penghuninya—karena memang sesering itu dia datang, sebenarnya memang ada alasan dari tindakan Tarisa tersebut.             Alasannya tentu saja karena dia merasa nyaman bersama dengan anak-anak asrama putri lainnya, sebab mereka sangat baik kepadanya dan tidak pernah mengusir Tarisa sesering apa pun  gadis kecil itu datang. Para kakak pun justru selalu mengikutsertakan Tarisa untuk setiap kegiatan yang mereka lakukan jika seandainya Tarisa memang sedang tidak ada pekerjaan sekolah.             Pak Karta dan Ibu Ana juga tidak pernah membatasi keakraban yang terjadi di antara anak kandung mereka dengan para anak-anak penghuni asrama itu. Keduanya justru senang jika Tarisa bisa diterima dengan baik walaupun memiliki usia yang lebih muda daripada mereka semua, senang rasanya bisa melihat Tarisa juga yang bahagia jika sedang bersama dengan kakak-kakak perempuannya. Dengan begitu baik Pak Karta ataupun Ibu Ana tidak akan merasa takut bahwa Tarisa akan merasa kesepian.             Waktu itu, satu bulan setelah kamar terakhir kosong dan ditinggalkan oleh penghuni terakhirnya. Para gadis tiba-tiba saja berniat mengadakan acara berkumpul kecil-kecilan dengan kegiatan menonton bersama di dalam asrama putri, dan pada hari itu mereka mengajak Tarisa untuk ikut serta menonton bersama mereka hingga tengah malam, Cya sudah meminta izin kepada Pak Karta dan Ibu Ana dengan alasan kuat sebab hari esok merupakan weekend dan seharusnya tidak apa-apa jika sesekali Tarisa tidur lebih malam daripada yang biasanya, mereka juga tak perlu takut akan terlambat ke sekolah karena besok adalah hari libur.             Para kakak-kakak perempuan itu pun sudah menyesuaikan beberapa film yang cocok untuk ditonton oleh semua umur agar Tarisa benar-benar bisa bergabung dengan nyaman bersama dengan mereka.             Acara movie marathon itu pun dimulai di malam hari, filmnya didominasi oleh film-film kartun terbaru yang juga menyenangkan untuk ditonton sehingga semuanya bisa menonton dengan nyaman. Jam per jam pun terlalui begitu saja tanpa mereka sadari dan sudah ada tiga film yang telah selesai diputar. Waktu sudah masuk malam sekali ketika acara menonton mereka telah usai. Karena sudah terlalu malam dan ada raga malas yang menyerang Tarisa pada saat itu, akhirnya gadis kecil itu jadi malas pulang ke rumah karena dia juga sudah sangat mengantuk.             Akhirnya Tarisa memutuskan untuk tidur di kamar yang kosong karena kebetulan Cya memegang salah satu duplikat kunci untuk kamar tersebut sehingga bisa dibuka dengan mudah. Cya memegang kunci untuk berjaga-jaga jika ada penghuni baru di saat Pak Karta atau pun Ibu Ana sedang tidak ada di rumah, sehingga pada akhirnya Cya sebagai penghuni asrama putri yang memiliki usia paling dewasa pun diberikan tanggung jawab untuk memegang kunci cadangan tersebut.             Pada malam itu, keinginan Tarisa untuk tidur di kamar kosong pun Cya turuti karena pikirnya sudah terlalu malam bagi Tarisa untuk berpindah ke rumah utama. Lebih baik memanfaatkan ruangan yang ada di sini saja, lagipula barang-barang di dalam masih lengkap dengan bantal dan selimut baru yang sudah diganti, Tarisa pasti akan tetap merasa nyaman jika tidur di sana.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN