Keadaan menjadi sunyi. Sunyi yang aneh. Keduanya tidak mampu mengeluarkan sepatah kata apapun. Aretha menahan napas selama menatap wajah suaminya mengeras karena menahan amarah. Anehnya ia tidak benar-benar terkejut mendengar kabar dari Alvaro, seolah ia sudah pernah memperkirakan hal ini akan terjadi. “Jadi itu yang kamu pikirkan sejak kemarin?” tanya Aretha seraya bangkit dari duduk dan melangkah mendekati Alvaro yang memunggunginya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Pria itu tidak menjawab. Aretha melangkah lagi lalu memeluknya dari belakang. Bisa ia rasakan otot suaminya yang semula menegang kini terasa lebih rileks. “Tidak usah dijawab, babe. Bertahanlah seperti ini,” ujar Aretha dari balik punggung suaminya. “Seharusnya aku nggak bilang hal itu padamu.” Aretha mengge