“Anda memanggil saya, Pak?” Alvaro mengetuk pintu dan baru membukanya ketika ada jawaban dari Alaric dari dalam ruangan. Beberapa saat yang lalu ia diberitahu oleh sekretarisnya bahwa Papanya memanggilnya untuk segera datang ke ruangannya. . “Masuklah, Al.” Alaric sudah duduk di sofa siap menyambut Alvaro alih-alih masih duduk di balik meja kerjanya. Di meja juga sudah terhidang dua cangkir kopi panas yang tampaknya sudah dipersiapkan sebelum kedatangannya. “Ada hal yang ingin dibicarakan, Pak?” “Bukan masalah kantor kok, Al. Santai saja. Diminum dulu kopinya.” Melihat Alaric menyesap kopinya dalam membuat Alvaro semakin bertanya-tanya, jika bukan masalah kantor maka Papanya mungkin akan membicarakan sesuatu yang lebih serius. Karena kalau tidak, pria itu tidak akan mengobrol h