Larasati tak bisa berhenti. Dia terus-terusn menatap tangan kirinya setiap kali menggunakannya untuk melakukan sesuatu. Entah mencuci piring, memasak, atau mengambil sesuatu yang hanya bisa dijangkau olehnya. Wanita itu bertanya-tanya, mengapa tangan seorang pria sangat berpengaruh terhadapnya. Apakah karena selama ini Larasati tidak mendapat perlakuan baik hingga dengan genggaman tangan pun hatinya bisa bergetar, atau karena dia merindukan sosok seorang pria setelah dulu pernah diracuni cinta oleh Anton sebelum akhirnya ditinggal pergi begitu saja. Liam tiba-tiba menarik baju ibunya yang sedang melamun saat berdiri di dekat tempat pencucian piring. Larasati menoleh dan bertanya ada apa. “Papa mana, Ma? Kok dari tadi nggak kelihatan? Bukannya hari ini libur?” Hari ini Mahesa memang lib