Berada di atas awan bersama para penumpang lain yang terbiasa pulang pergi naik pesawat, Larasati menjadi satu-satunya orang yang terlihat kampungan padahal wanita itu benar-benar merasa cemas. Apalagi saat terjadi turbulensi kecil yang membuat pesawat terguncang, pikirannya tidak lagi positif dan terus membayangkan ini adalah malam terakhirnya di dunia. Bahkan selama 7 jam lebih 20 menit itu Larasati sama sekali tidak tidur padahal mereka mengambil penerbangan jam sembilan malam. Lalu ketika kepala pramugari memberi pengumuman bahwa mereka akan segera mendarat di Bandar Udara Internasional Tokyo, dia baru bisa menghela napas lega. Saat berada di bandara, mereka masih diselimuti suhu hangat, tetapi begitu keluar dan mencari taksi untuk menuju hotel terdekat, hawa dingin menusuk kulit. Mu