Bab 55. Tangisan Raffa

1202 Kata

Sang Surya kini sudah tergantikan dengan sinar bulan yang masih meragu menyinari gelapnya malam, tampak juga awan yang sangat pekat menambah gelapnya malam, aroma tanah kering yang dipercikan air dari langit mulai menyeruak. Sepertinya alam menambah suasana semakin berlarut dalam kesedihan, sama halnya yang sedang dirasakan oleh keluarga Rayyan. “Papa, Mah ... papa Mah, Affa au papa.” Rengekan Raffa dalam gendongan mamanya tak berhenti setibanya di rumah sakit. Sudah berapa banyak tangan silih berganti untuk menenangkan bocah tampan yang sejak tadi menangis tersebut, untung saja Dokter yang membedah Raffa melihatnya, dan meminta izin pada Dokter jaga ruang ICU agar Raffa bisa melihat papanya walau sebentar. Sasha menarik napasnya dalam-dalam, ini untuk ke sekian kalinya dia menapaki kaki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN