Setelah tadi siang melakukan akad nikah, ini malam pertamaku dengan Uncle Dewo sebagai seorang istri, suasana yang gelap semakin menambah ketegangan suasana. Para pelayan yang besok masih harus menyiapkan acara resepsi, pada bergerombol di ruang tamu nonton TV. Kebetulan ada acara bola, kami semua masih ada di rumah mama Denok, maklum, acara pernikahan diadakan di rumah beliau, rumah yang besar bak istana. "Sayang, apakah sudah tidur?" Uncle Dewo meraba celaah tersempitku. "Asshh ... su-sudah! Aku sudah tidur," jawabku salah tingkah, keringat dingin mulai membasahi kepala. "Terus sekarang lagi apa? Kok bisa berbicara?" rayu-nya semakin menggoda. "Mim-mimpi, uh--" desahku tatkala salah satu jari Uncle memutari daging kecilku. Daging di bagian paling tengah. Sudahlah! Aku bilang kacang j