Setelah menutup pintu kamarnya, Uncle Dewo membaringkan badanku di ranjang, kamarnya sangat khas bau lelaki, maskulin. Dengan menghirup aroma keringatnya saja, sudah membuatku mabuk kepayang, bagaimana dengan rasa di tubuhnya?! Astaga! Aku sungguh m***m. Sekarang! Aku benar-benar yakin telah jatuh cinta pada Uncle Dewo. Si gede dowoku yang tampan. "Buka bajumu!" Uncle Dewo tajam memerintahku. "Ti-tidak mau! Sudah tidak apa-apa, kok. Sudah sembuh," ucapku berusaha menutupi kegelisahan hatiku. "Buka, Dilla!!" paksanya tidak mau dibantah. "Ta-tapi, Om ...." "BUKA!!" "Baiklah," lirihku salah tingkah. Dengan tangan gemetar, kusingkapkan gaun tidurku ke atas. Dengan BH yang hanya mampu menutupi p****g saja dan juga celana dalam yang kain depannya hanya berbentuk huruf V saja membuatku geli