Karna marah pada Uncle Dewo, aku mengabaikannya saat di kamar, hatiku masih panas, enak saja memeluk mantan kekasihnya dalam keadaan telanjang! Kalau mau ya bilang saja! Tidak usah sok merasa tidak bersalah! Keterlaluan!! "Sayang, lihatlah! Pantatmu sudah tidak merah," rayu Uncle Dewo setelah mengoleskan obat pada pantatku. "Terserah!" seruku memalingkan muka. Malas melihat wajahnya. "Dilla, aku tadi tidak sengaja membalas pelukannya. Dia tiba-tiba saja bangun saat aku mengambil salep untukmu dan tiba-tiba saja dia memelukku, sangat tidak pantas jika aku berlaku kasar, bukan?" jelasnya meminta pengertian. "Tidak berlaku kasar-lah! Orang enak!" ejekku tanpa menatap matanya. "Kau cemburu?" Uncle Dewo menggodaku. "Ini bukan masalah cemburu atau tidak, Om! Tapi pengertian! Apakah sangat