Setelah bebas dari bapak seram tadi, kami membeli roti dan dibagi, meski tidak mengenyangkan, setidaknya bisa mengganjal perut. "Juna, Jacob, Justine. Aku tahu kalian masih lapar. Tapi ... apalagi yang harus kita lakukan?" tanyaku kelelahan. Hidup di kota Jakarta benar-benar sengsara kalau tidak bernasib baik. "Kau pulang saja, Kak. Om itu pasti masih mencarimu," ucap Juna, memberi nasehat padaku. "Tidak mau!! Dia aja tidak peduli padaku, kenapa aku harus pulang?! Aku ingin ikut bersama kalian," bantahku kesal. "Kak, kami masih kecil, sementara kau, sudah besar, jika tertangkap orang tidak benar, kau bisa dijual," nasehat Juna, sedikit membuatku ketakutan. "Ja-jangan main-main, Juna! Aku jelek! Mana laku dijual?" ucapku gemetaran. "Kau cantik, Kak. Tak hanya itu kau juga baik hati da