"Tuhan pasti bertanggung jawab, menciptakan perpisahan berarti siap menanggung risiko menerima rentetan doa-doa tentang pertemuan yang antri untuk dikabulkan."
----
Tiga hari yang lalu.
Richard tengah duduk di sebuah lounge eksekutif yang berada didalam bandara. Satu jam lagi pesawatnya akan lepas landas menuju Maldives. Sambil menunggu, ia memilih untuk membaca berita perkembangan saham dari balik tablet yang ia genggam.
Tak lama berselang, handphone Richard berbunyi. Sebuah pesan masuk baru saja diterima dari wanita yang ia sayang.
Nathania : [Aku sudah sampai di kantor. Belum lama berpisah saja aku sudah merindukanmu.]
Tanpa sadar Richard tersenyum membaca pesan tersebut. Nathania memang berbeda dari kebanyakan wanita lainnya. Ia cuek, sedikit agresif dan tidak pernah malu mengung
