"Untuk kesekian kalinya kita terhampar pada kehampaan dari harapan. Rasa yang tak jelas asal usulnya. Keinginanp yang besar tanpa sebab. Pada sosok yang tak tentu isi hatinya. ----- Marco seakan tak pernah lelah mengulas senyum ke seluruh tamu undangan yang hadir. Wajahnya berseri-seri setelah beberapa jam yang lalu akhirnya resmi bertunangan. Arthur pun tak kalah senang. Pria tua itu bahkan sibuk becengkrama dengan para kolega bisnis yang memang hadir diacara pesta tersebut. Dari sekian banyak yang berbahagia, hanya Nathania yang terlihat biasa saja. Ia bahkan terkesan menjauh dari keramaian. Memilih untuk duduk menyendiri di salah satu sudut ruang acara sambil terus memandangi Marco dari kejauhan. Harusnya ia merasa lega, karena bukan dirinya yang menjadi pendamping Marco malam ini