29.

1664 Kata

Suara ketukan di pintu membangunkan Carina. Ia menggeliat pelan dan mengerang. Semalam bisa dikatakan bahwa ia tidur lebih larut daripada biasanya. Dan itu semua karena Agam. Dan sekarang—Carina melirik jam di ponselnya—adzan subuh bahkan belum berkumandang dan pria itu sudah membangunkannya lagi. “Sudah bangun?” tanya Agam dari luar pintu.   “Hmm.. kenapa?” tanya Carina malas.   “Apa kau berniat membuatkan sarapan?” tanya Agam lagi. Pria itu sama sekali tidak berniat membuka pintu karena tidak mau mengganggu privasi Carina. Atau lebih daripada itu, ia tidak mau tergoda dengan kondisi Carina yang baru bangun tidur.   “Kau membangunkanku hanya untuk menanyakan sarapan? Anda baik sekali, Tuan Agam.” Gerutunya yang dijawab kekehan Agam diluar pintu.   “Bukan seperti itu. Aku hanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN