"Jika bersamaku kau penuh dengan luka, maka pergilah temui dia yang kau sebut dengan bahagia." ----- Edward membuka mata. Menoleh ke samping, lalu mendapati Naomi yang masih terlelap dalam tidur. Melihat wajah cantik sang istri tanpa balutan make up membuat Edward tanpa sadar tersenyum. Cukup lama Edward memperhatikan. Mengulurkan tangan kanannya demi membelai lembut pipi serta rambut wanita itu. Baginya, tidak ada satupun bagian tubuh Naomi yang tidak menarik. Sebenarnya, Edward beruntung sekali bisa menikahi wanita itu. Apalagi kalau bisa mendapatkan hati Naomi sepenuhnya. Jujur, dulu ia memang terobsesi ingin memiliki Naomi hanya karena penasaran kenapa wanita itu begitu mati-matian menolaknya. Tapi, lambat laun, perasaan Edward berubah. Ia mencoba belajar untuk tulus mencintai.