10. Rasa ketidak pedulian

1464 Kata
"Assalamualaikum, aku pulang!" teriak Ayesha dengan riang. Ia langsung memeluk erat tubuh suaminya, sampai cangkir berisi kopi yang Keenan pegang sedikit tumpah. Keenan melihat raut wajah istrinya, istrinya membawa empat paper bag yang dari logonya, merupakan brand import ternama. "Aku kangen sama kamu, muach ... Muach... Muach.... " ujar Ayesha menciumi pipi Keenan bertubi-tubi. "Kok kamu belanja banyak banget?" tanya Keenan membuka salah satu paper bag yang isinya sampai lima baju. "Iya dong, sebagian mau aku kasihkan ke Keyara." jawab Ayesha senang. "Kamu bukan sedang jadi selingkuhan atasan kamu, kan?" tuduh Keenan menatap tajam istrinya. "Maksud kamu apa?" ucap Ayesha yang balik bertanya. "Kamu belanja banyak kayak gini. Jangan-jangan jadi simpanan atasan kamu. Terus dia manjain kamu dengan uang-uangnya kayak gini. Jangan pura-pura gak peka!" ujar Keenan yang mulai tersulut emosi. "Kok kamu nuduhnya gitu sih, Mas? Jangan banyak drama deh. Aku kerja, punya uang. Ya kali gak bisa beli ginian." kesal Ayesha menabok lengan suaminya. "Aku gak mau tau, kamu harus resign dalam minggu ini!" ucap Keenan dengan tegas. Ayesha berdiri, siap menyemprot Keenan dengan kata-kata penolakannya. "Aku tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun!" tegas Keenan. Suami mana yang rela bila istrinya yang cantik digoda dengan pria lain. Keenan yakin, istrinya bukan w************n. Tapi, namanya pikiran kadang juga negatif. Ayesha mengumpat dengan berbagai u*****n. Kemarin Keenan bilang tidak akan memaksa, tapi sekarang, suaminya itu bersikeras ingin dirinya resign. Mau dikasih makan apa coba dirinya nanti. "Ay," panggil Keenan mengagetkan Ayesha yang sibuk dengan sumpah serapahmya. "Mandi dulu! aku mau ngomong sesuatu." titah Keenan. Ayesha menghentakkan kakinya kesal. Keenan menghembuskan nafasnya pelan. Se-mandiri apapun perempuan, pasti ada sisi kekanakan. Keenan pahami itu. Ayesha segera mandi, ia juga takut kalau bau kecut-nya membuat Keenan jijik. Apalagi sampai berani melirik perempuan lain. Dimata suami, istri tetangga lebih menggoda. Ayesha memilih pakaian yang sedikit terbuka. Memanjakan penglihatan suaminya agar membatalkan niatnya menyuruh Ayesha berhenti bekerja. Keenan sudah menunggu di taman belakang sambil memandang bunga mawar yang ia tanam di pot-pot kecil. Cukup untuk memanjakan matanya. "Mas!" sapa Ayasha mengusung senyum yang ia manis-maniskan. "Duduk sini!" ujar Keenan mempersilahkan. Ayesha mengangguk, mengambil duduk di samping Keenan. "Aku gak mau basa-basi lagi, Ay. Sekarang aku tanya sama kamu. Kamu bisa gak ngehargain aku sebagai suami kamu?" tanya Keenan dengan serius. Keenan memegang dagu Ayesha saat istrinya mencoba mengalihkan wajahnya. Ayesha takut ditatap seperti itu oleh suaminya. Keenan dengan sabar menunggu jawaban Ayesha, menyelami lebih dalam mata jernih cinta pertamanya."Mas, aku-" "Jangan bertele-tele, Ay. Jawabannya hanya dua. Iya atau tidak!" sela Keenan. Ayesha menunduk, tapi lagi-lagi dagunya dicengram Keenan. Tidak sakit, hanya saja ia jadi tidak bisa menoleh. "Harus berapa menit lagi aku menunggu jawabanmu itu?" tanya Keenan. Ayesha tak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan Keenan. Ekspresi wajah Keenan sulit dibaca. Mata pria itu terlalu dalam untuk sekedar ia selami. "Kasih aku waktu-" cicit Ayesha lirih. "Bukankah aku sudah memberimu waktu?" tanya Keenan lagi. Ayesha bimbang. Ia menghargai suaminya. Tapi untuk karir, Ayesha sulit melepas. Kalau dia menjawab tidak, ia takut Keenan akan meninggalkannya. Kalau menjawab iya, karirnya yang menjadi taruhannya. "Kamu tidak menjawab? Terserah kamu saja." ucap Keenan mengusung senyum manis. Senyum yang di dalamnya, terdapat rasa kecewa. Keenan beranjak berdiri. Meninggalkan Ayesha yang diam tidak mencegahnya. Keenan mengambil air dingin. Mendinginkan kepala serta hatinya yang terasa terbakar. Keenan menekan pada dirinya sendiri, ia baik-baik saja. Keenan sangat berharap, penyakit psikis yang dia derita, tidak mengambil alih pemikiran sehatnya. Dering telefon dengan suara samar membuat Keenan memasuki kamarnya. Ia melihat nama 'Bu Una yang tertera pada layar hp nya. Bu Una adalah ibu pemilik kontrakan yang ditinggali Tiara. Tadi mereka sempat bertukar nomer WA. "Assalamualaikum, bu!" sapa Keenan ramah. "Waalaikumsalam, Mas. Mas ini temennya ngamuk. Tadi ibu kesana dia mau bunuh diri!" ujar bu Una panik. "Mas, bisa kesini?ini gimana nenanginnya?" tanya bu Una. Dapat Keenan tangkap nada bicara bu Una yang sangat khawatir. "Baik, bu. Saya kesana sekarang." jawab Keenan. Tanpa mengganti kaosnya, Keenan mangambil kunci mobil serta dompetnya. Bergegas untuk menuju kontrakan bu Una. Sebenarnya Keenan sudah menceritakan seluk-beluk Tiara pada bu Una. Ia takut Kalau tidak bercerita malah dia yang dikira menghamili Tiara. Ayesha yang melihat kepergian suaminya, hanya diam. Rasa bersalahnya menggerogoti hatinya. Hanya saja Ayesha tidak sadar, kalau dirinya sudah sangat egois. Ayesha merenung di kamarnya. Menggapai kebahagiaan dengan Keenan tidak mudah, cita-cita nya yang harus dia pertaruhkan. "Kamu egois, Keen. Harusnya kamu ngertiin aku. Kamu harusnya dukung cita-cita aku. Bukan malah menjatuhkan aku." ujar Ayesha yang mulai terisak. "Kamu egois Keen!" Ayesha terus terisak sendiri. Hatinya sakit melihat kepergian Keenan yang entah kemana. Kenapa Keenan menuntutnya ini itu. Bukankah seorang pasangan harusnya saling menerima keadaan masing-masing. Tidak ada kesempurnaan cinta, tapi cinta menyempurnakan manusia. Keenan sudah tidak mau memikirkan Ayesha lagi. Kalau sebagai suami saja, dia tidak dihargai. Lalu apa yang harus diharapkan. Kemarin Ayesha bilang, bimbing aku Mas. Tapi nyatanya, dia bertanya saja tidak dijawab. Pernikahannya masih seumur jagung. Tapi banyak saja yang membuat hubungannya dan Ayesha renggang. Keenan menghentikan mobilnya tepat di kontrakan bu Una. Ia melihat Tiara yang menangis di pelukan bu Una. "Aku tidak mau hamil, hikss hikss!" isak Tiara meremas perutnya. Dengan sigap, bu Una memegang tangan Tiara. "Tiara!" panggil Keenan. Tiara menoleh, mengusap air matanya. Keenan jongkok dihadapan Tiara. Ia merasa miris. Banyak orang yang menginginkan seorang anak, tapi tidak bisa hamil. Ada juga yang hamil, tapi tidak menginginkan anak. "Anakmu tidak bersalah. Jangan sakiti dia!" ucap Keenan. "Siapa yang akan bertanggung Jawab? Aku tidak mau menanggung aib sendiri!" teriak Tiara. "Kamu mudah berbicara, kamu gak tau sakit hatiku diperlakukan seperti sampah!!" jerit Tiara yang sudah seperti orang kesetanan. "Aku yang akan bertanggung jawab!" sela Keenan. Tiara berdiri karena kaget dengan ucapan Keenan. "Kamu punya istri, aku tidak mau jadi istri kedua." "Siapa yang ingin menjadikanmu istri?" tanya Keenan bingung. "Aku ingin bertanggung jawab, meminta yang menghamilimu mau menikah denganmu. Kalau pun dia tidak mau, tunggu sampai anakmu lahir. Aku yang akan mengurus dan membesarkannya. Kamu gak menginginkan anakmu kan?" jelas Keenan. Tiara sudah sangat bahagia saat Keenan bicara akan bertanggungjawab, tapi setelah dilambung-kan, Keenan menjatuhkannya lagi. Keenan hanya ingin bertanggungjawab atas anaknya. "Bagaimana? Aku akan menyayangi anakmu." desak Keenan. Percuma berharap anak pada istrinya. Kalau Ayesha sendiri kelihatan tak menginginkan seorang anak. Ayesha tak pernah membicarakan anak dengannya. "Baiklah, setelah anak ini lahir. Anak ini milikmu," jawab Tiara. Keenan tersenyum dalam hati. "Sudah makan?" tanya Keenan yang dijawab gelengan kepala Tiara. "Ayo masuk! aku akan memasakkanmu makanan. Besok aku juga akan membelikanmu s**u ibu hamil. Biar janin di kandunganmu tumbuh sehat." _______________ Ayesha bergerak gelisah dalam tidurnya, sudah jam sepuluh malam tapi Keenan tak kunjung datang. Ia takut Keenan kenapa-napa. Ia tau sendiri kalau suaminya bisa melakukan hal nekat saat marah. Pukul sebelas malam, deru mobil Keenan baru terdengar. Ayesha mengintip di jendela. Tampak raut Keenan sangat bahagia. Ayasha kembali ke kasurnya. Pura-pura tidur. Cklek Keenan membuka pintu kamar, tanpa melihat Ayesha ia langsung membersihkan diri di kamar mandi. Ayesha mengigit jarinya sendiri karena gugup. Ia ingin bertanya Keenan dari mana. Tapi dia takut. Keenan membuka pintu kamar mandi. Ia menatap sekilas Ayesha yang membuka mata. "Aku bawain bakso, makanlah!" ujar Keenan. Ayesha bangun. Mencari bakso yang dimaksud suaminya. "Baksonya aku taruh di dapur. Kalau mau makan, silahkan. Gak mau makan buang aja!" ujar Keenan terasa pedas di telinga Ayesha. "Aku mau kok, Mas. Yaudah aku makan dulu!" ucap Ayesha berjalan menuju dapur. Ia melihat bakso satu bungkus. Apa Keenan cuma membawakan untuk dirinya? Ayesha berbalik menghampiri Keenan. Keenan sedang main game online di sofa. "Mas, kamu tidak makan?" tanya Ayesha. "Lagi males makan. Kamu makan aja!" jawab Keenan yang masih asyik dengan game nya. Ayesha meremas piyama yang dia pakai. "Aku suapin ya?" tanya Ayesha pelan. Keenan mengangguk. Ayesha mengambil bakso yang sudah ia pindah ke mangkuk. Membawanya ke sofa samping Keenan. "Buka mulutnya, Mas!" titah Ayesha, Keenan membuka mulutnya. Menerima suapan dari Ayesha. Karena sibuk dengan game nya, Keenan tak memperhatikan arah sendoknya yang tidak pas. Membuat kuah baksonya berceceran di sekitar bibirnya. Dengan sigap Ayesha mengambil tisu untuk membersihkan bibir suaminya. Ayesha menundukkan kepalanya. Kenapa Keenan tidak baper dengan yang dia lakukan? Keenan terlalu asyik sendiri. "Iya tembak ke sana!" "Jangan buru-buru!" "Lihat ke kanan!" Ayesha meringis mendengar teriakan-teriakan suaminya. Keenan tidak peduli bila mana Ayesha terganggu. Ia tengah asyik mabar dengan Zaky. * * * Haii, cerita ini juga tersedia dalam bentuk Google Play book. Jadi bisa milih mau baca di Innovel dengan membeli koin atau baca di google play dengan harga 60ribu. Tapi kali ini sedang diskon, harganya jadi 49ribu aja. Cara baca si google Play : 1. Kunjungi Play store 2. Pilih menu Buku di sudut kanan bawah 3. Cari dengan kata El Liana 4. Klik Beli dan bisa dibaca Kalau ada yang kesulitan beli, hubungi aku ya. Di nomor : 089518454132 Terimakasih. Salam hangat dariku El Liana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN