Mami Lizett langsung menghentikan kegiatannya yang sedang menyiapkan beragam makanan di ruang makan. Dia buru Paula dan memeluknya hangat. “Wow. Selamat datang, Sayang. Paula,” ucap Mami Lizett. Dia beri pelukan hangatnya. Meski usianya sudah tujuh puluh lebih, tapi postur tubuh tingginya masih saja terlihat tegap. Benar kata Terry, maminya sangat tampak tegas, terdengar dari warna suaranya. Mami Lizett menyuruh Paula duduk di dekatnya. Terry ikut duduk di sebelah Paula. Dia raih tangan Paula dan menggenggamnya. “Teman satu kelas dengan Terry?” tanya Mami Lizett sambil meraih minuman yang diantar seorang pegawai rumahnya. Dia langsung menyerahkannya ke Paula dan Terry. “Ya, Mami,” jawab Paula. Dia cukup lega karena Mami Lizett sangat fasih berbahasa Indonesia dan tidak cadel sepert

