Paula menoleh ke arah dalam kamar. Ternyata ada Terry yang sedang meletakkan tas ranselnya di atas dipan.
Terry hempaskan tubuhnya di atas ranjang. Lalu menghela napas panjang.
“Kamu tidur di sini juga?” tanya Paula.
“Ya. Kenapa emangnya? Nggak boleh?” Terry balik bertanya.
Paula tertawa kecil. Dia dekati Terry dan menerungkupkan tubuhnya di atas ranjang menghadap Terry.
“Nggak, Terry. Emang nggak papa gitu?”
“Ya, nggak papa. Kita tidur bareng lagi,”
“Mami? Opa? Kak Crys?”
Terry terkekeh.
“Ya. Mereka maklumlah. Mereka malah seneng kalo aku sudah punya temen dekat perempuan,”
Paula menjerit tertahan. Dia senang sekali karena keluarga Terry memaklumi hubungannya dan Terry. Paula pikir dia akan tidur sendirian, ternyata Terry tetap menemaninya di kamar luas nan mewah ini.
“Terry
