Briana kembali bertemu dengan pria detektif yang kemarin menghampirinya. Pertemuan kali ini terjadi di sudut kafe kecil yang berada tidak jauh dari ladang tempatnya bekerja. Detektif itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Mr. Collins, terlihat menunggu dengan ekspresi tenang. Namun, begitu Briana tiba, ekspresi itu berubah menjadi sedikit canggung saat melihat wanita muda itu berlutut di hadapannya, tanpa ragu menunjukkan air mata yang membasahi wajahnya. “Jangan beritahu Jeremy,” ucap Briana dengan suara bergetar. Tangannya menyentuh lutut pria itu, memohon dengan penuh kesungguhan. “Aku mohon... aku hanya ingin hidup tenang di sini. Aku tidak ingin merusak rumah tangga Jeremy dengan ibuku. Aku tidak mau. Kumohon, biarkan aku melupakan semuanya.” Mr. Collins memandang Briana denga