Jeremy baru saja memasuki rumah setelah seharian bekerja di kantor. Jasnya yang rapi mulai sedikit kusut, dasinya sudah ia longgarkan, dan wajahnya tampak lelah. Begitu pintu tertutup, langkah kakinya terhenti saat melihat istrinya, Briana, yang sedang berlari kecil ke arahnya dengan wajah sumringah. “Briana! Jangan lari!” tegurnya dengan suara tegas. Briana berhenti seketika, tapi bukan karena takut, melainkan karena terkejut. “Kenapa?” tanyanya dengan polos. Jeremy menghela napas panjang dan menatap perut istrinya yang masih datar. “Kandunganmu masih muda. Jangan terlalu banyak bergerak berlebihan.” Briana hanya menyengir, lalu dengan manja memeluk lengan suaminya. “Aku baik-baik saja, kok,” ujarnya sambil mengayunkan lengannya seperti anak kecil. Jeremy mengusap keningnya