Jeremy memegang kemudi dengan santai, namun pikirannya jauh dari perjalanan yang sedang mereka tempuh. Briana duduk di sampingnya, diam tanpa sepatah kata pun sejak mereka masuk ke dalam mobil. Udara di antara mereka begitu tegang, hingga Jeremy merasa seperti berjalan di atas pecahan kaca. Akhirnya, Jeremy memutuskan untuk bertanya, memecah keheningan yang begitu menusuk. “Briana, kenapa kamu menghindariku sejak aku pulang dari Paris?” Suaranya terdengar lembut, namun ada nada penasaran yang tak bisa disembunyikan. Briana menoleh perlahan, menatap Jeremy dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan. Dia menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya menjawab. “Aku benci kamu, Jeremy,” katanya, tegas namun terdengar getir. Jeremy meliriknya sekilas, alisnya terangk