Briana duduk di lantai kamar kecil itu dengan Jevian dalam pelukannya. Bayi kecil itu tertidur, wajahnya damai seakan tidak menyadari situasi mencekam yang tengah terjadi. Briana mengusap air matanya berkali-kali, menahan isakan yang ingin pecah. Kepalanya dipenuhi rasa takut, bingung, dan bersalah. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Arum padanya dan putranya. Namun, satu hal yang pasti, Arum sangat marah, bahkan mungkin sudah kehilangan akal sehat. Pintu kamar tiba-tiba terbuka, membuat Briana tersentak. Sosok Arum berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam penuh kebencian. Wanita itu melangkah masuk, sepatu hak tingginya berdetak di lantai, memberikan aura mengancam. Tatapannya langsung tertuju pada Jevian yang berada dalam pelukan Briana. "Dasar anak tak tahu diri," desis Ar